FELITA KOMPOSTER
Praktis, Bersih, Tidak Berbau
Senin, 25 Januari 2016
Jumat, 22 Januari 2016
Bahaya Membakar Sampah
Sebuah keluarga di daerah yang jauh dari kota besar di Amerika (daerah rural) yang beranggo-takan empat orang membakar sampah rumah tangga mereka di dalam drum di pekarangan belakang rumah mereka. Asap pembakaran sampah ini (catat: dari satu rumah tangga) menghasilkan racun udara dioksin dan furan yang sama banyaknya dengan racun udara yang dikeluarkan oleh mesin pembakar sampah rumah tangga (biasa disebut Municipal Waste Combustor atau MWC, atau incinerator) yang sanggup melayani puluhan ribu rumah tangga. Ini adalah praktik biasa sehari hari yang dilakukan oleh masyarakat Amerika di daerah rural.
Laporan dari U.S. Environmental Protection Agency (US-EPA) dan Departemen Kesehatan Negara Bagian New York mengatakan bahwa pembakaran sampah rumah tangga di dalam pekarangan adalah salah satu sumber polusi yang paling parah di Amerika. Dari hasil penelititan yang intensif dalam beberapa tahun terakhir ini dikatakan bahwa pembakaran sampah rumah tangga pada kondisi pembakaran dan suhu yang rendah dapat menimbulkan gas racun dioksin dan furan, demikian dikatakan oleh Paul Lemieux, Ph.D., salah seorang peneliti dari National Risk Management Research Laboratory, US-EPA.
Pengukuran emisi dari pembakaran sampah rumah tangga di dalam sebuah drum berukuran 200 liter telah dilakukan di Carolina Utara ditempat percobaan fasilitas pembakaran dari EPA. Sampah yang dibakar adalah sampah yang biasanya dibakar oleh sebuah rumah tangga yang terdiri dari surat kabar bekas, buku, majalah, surat, karton, karton susu, sampah makanan, beberapa jenis plastik, kaleng dan botol. Oli gemuk, minyak bekas, ban bekas, dan bahan cat atau bahan rumah tangga yang bersifat bahan berbahaya dan beracun (B3) tidak diikutserta-kan di dalam percobaan tersebut.
Sesudah itu, hasil pembakaran percobaan ini dibandingkan dengan hasil pembakaran dari alat pembakaran rumah tangga yang terkendali (MWC/incinerator) yang menghasilkan dioksin yang lebih kecil daripada yang ditetapkan oleh EPA. Ternyata hasil pembakaran rumah tangga ini menghasilkan senyawa polychlorinated seperti dioksin di dalam jumlah yang sangat jauh lebih besar daripada hasil pembakaran alat MWC yang sanggup melayani puluhan ribu sampah rumah tangga.
Di banyak daerah di Amerika Serikat, pembakaran sampah di udara terbuka sudah dilarang. Daerah yang masih diperbolehkan membakar sampah di udara terbuka adalah daerah rural. Racun udara dioksin dengan jelas memperlihatkan efek kesehatan terhadap binatang percobaan seperti pada gangguan fungsi daya tahan tubuh, kanker, perubahan hormon, dan pertumbuhan yang abnormal.
Dioksin adalah istilah yang umum dipakai untuk salah satu keluarga bahan kimia beracun yang mempunyai struktur kimia yang mirip serta mekanisma peracunan yang sama. Keluarga bahan kimia beracun ini termasuk (a) Tujuh Polychlorinated Dibenzo Dioxins (PCDD); (b) Duabelas Polychlorinated Dibenzo Furans (PCDF); dan (c) Dua belas Polychlorinated Biphenyls (PCB). PCDD dan PCDF bukanlah produk kimia yang dikomersilkan, tetapi produk sampingan yang secara tidak sengaja terjadi di dalam banyak proses pembakaran dan beberapa proses industri kimia.
PCB dengan sengaja diproduksi secara komersil dalam jumlah besar sampai produksi tersebut dilarang di tahun 1977. Di Amerika Serikat, tingkat dioksin sudah menurun terus sejak awal tahun 1970-an sebagai akibat dari aksi-aksi pembersihan serta peraturan dari negara bagian dan pusat. Meskipun begitu, tingkat dioksin yang ada sekarang masih harus tetap menjadi perhatian.
Dioksin bersifat ada terus-menerus (persistent) dan terakumulasi secara biologi (bioaccumulated), dan tersebar di dalam lingkungan dalam konsentrasi yang rendah. Tingkat konsentrasinya rendah, sampai parts per trilyun (satu per 10 pangkat 12), terakumulasi sepanjang kehidupan dan ada terus bertahun tahun, walaupun tidak ada penambahan lagi ke dalam lingkungan.
Hal ini bisa meningkatkan risiko terkena kanker dan efek lainnya terhadap binatang dan manusia. Dioksin termasuk ke dalam kelas bahan yang bersifat carcinogen (yang menyebabkan kanker). Efek samping dioksin terhadap binatang adalah perubahan sistem hormon, perubahan pertumbuhan janin, menurunkan kapasitas reproduksi, dan penekanan terhadap sistim kekebalan tubuh. Efek samping dioksin terhadap manusia adalah perubahan kode keturunan (marker) dari tingkat pertumbuhan awal dari hormon. Pada dosis yang lebih besar bisa mengakibatkan sakit kulit yang serius yang disebut chloracne.
Dioksin dapat terdeteksi di udara, tanah, lapisan sedimen dan makanan. Dioksin ditranspor terutama melalui udara dan terkumpul di permukaan tanah, bangunan, jalanan, kaki lima, air dan daun daunan. Kebanyakan dioksin berasal dari produksi sampingan dari suatu pembakaran. Dioksin banyak dikeluarkan oleh sumber-sumber sebagai berikut:
· Tempat pembakaran sampah perumahan (MWC, incinerator)
· Pembakaran sampah rumah tangga dipekarangan/udara terbuka
· Pemakaian kayu bakar untuk masak
· Kebakaran hutan
· Tempat pembakaran bekas alat alat kedokteran
· Peleburan tembaga tahap kedua
· Tempat pengeringan semen di pabrik semen (cement kiln)
· Pembangkit listrik tenaga batubara
· Pemutihan (dengan bahan khlor) bubur kayu dipabrik pembuatan kertas
· Pembakaran sampah rumah tangga dipekarangan/udara terbuka
· Pemakaian kayu bakar untuk masak
· Kebakaran hutan
· Tempat pembakaran bekas alat alat kedokteran
· Peleburan tembaga tahap kedua
· Tempat pengeringan semen di pabrik semen (cement kiln)
· Pembangkit listrik tenaga batubara
· Pemutihan (dengan bahan khlor) bubur kayu dipabrik pembuatan kertas
Kebanyakan kita terekspos (terkena) dengan dioksin dari makanan yang kita makan khususnya dari lemak binatang yang berhubungan dengan daging sapi, babi, unggas, ikan, susu, dan produk produk susu. Di samping dioksin dan furan, pembakaran sampah didalam udara terbuka juga menimbulkan kabut asap yang tebal yang mengandung bahan bahan lainnya seperti partikel debu yang kecil-kecil yang biasa disebut particulate matter (PM) serta bahan bahan racun lainnya. Particulate Matter ini bisa berukuran 10 mikron (kira kira sama dengan rambut kita yang dibelah tujuh), biasa disebut PM10. Alat saring pernapasan kita tidak sanggup menyaring PM10 ini, sehingga PM10 ini bisa masuk ke dalam paru-paru kita dan bisa mengakibatkan sakit gangguan pernapasan (astma dan paru paru).
Kita masih banyak melihat pembakaran sampah di pekarangan rumah tangga setiap hari, dan ini kelihatannya merupakan hal yang biasa. Apabila kita terbang dengan pesawat udara dari Jakarta ke daerah lain, ketika pesawat mau naik atau mau mendarat, kita melihat banyak sekali halaman-halaman rumah penduduk membakar sampah mereka. Bisa kita bayangkan berapa banyak polusi udara yang ditimbulkan setiap harinya dari hasil pembakaran sampah ini.
Di dalam jangka waktu yang pendek, kelihatannya cara-cara ini lebih praktis dan lebih mengirit ketimbang harus menjalankan proses daur ulang yang panjang. Di dalam jangka waktu yang panjang, cara-cara seperti ini sebenarnya lebih merugikan individu yang bersangkutan, komunitas, dan negara secara keseluruhan. Polusi yang kelihatannya sedikit ini, lama-lama menjadi bukit.
Polusi ini perlahan-lahan akan membuat sebagian orang yang seharusnya hidup sehat menjadi sakit, antara lain sakit gangguan pernapasan (astma dan paru paru). Orang-orang tersebut yang seharusnya bisa bekerja 8 jam per hari tanpa sakit sepanjang tahun, bisa bekerja kurang dari 8 jam per hari dan sakit beberapa hari per tahunnya.
Kehilangan sejenis ini, kalau kita mau, masih bisa digambarkan dalam bentuk uang. Secara keseluruhan negara juga dirugikan karena mempunyai rakyat yang sebagian tidak bisa kerja efisien karena sakit. Ditambah lagi negara harus mengeluarkan biaya tambahan untuk mengurus dan mengobati rakyat yang sakit gangguan pernapasan. Belum lagi dihitung biaya pengobatan untuk rakyat yang menderita kanker paru paru.
Jadi, kalau dilihat secara kasarnya (tanpa perhitungan ekonomi yang detail), lebih banyak ruginya ketimbang untungnya. Sekadar sebagai informasi tambahan, penyakit paru-paru adalah penyakit penyebab kematian nomor tiga di Amerika Serikat dengan total penduduk sekitar 280 juta jiwa, dan setiap tahun ada sekitar 335.000 orang meninggal karena sakit paru paru dan ada sekitar 30 juta orang yang menderita sakit paru-paru kronis.
Biaya untuk menanggulangi penyakit pneumonia, influenza, kondisi pernapasan akut, dan asthma adalah 34.2 milyar dolar per tahunnya, atau Rp 324.900 milyar dengan nilai tukar US$ 1.00 = Rp 9500.00. Angka di dalam rupiah ini mungkin tidak 100 persen tepat, tetapi paling tidak cukup mendekati, karena banyak obat-obatan dan alat-alat pengobatan yang diproduksi masih mengandung banyak komponen impor yang dinilai di dalam dolar. Di samping itu jumlah penderita penyakit yang sama di Indonesia kemungkinan besar jumlahnya lebih besar dari jumlah penderita
penyakit yang sama di Amerika Serikat.
penyakit yang sama di Amerika Serikat.
Kenapa Kita Harus Memulai Komposting
Kenapa Kita Harus Memulai Komposting
Tidak ada yang menyangkal bahwa ada situasi yang menguntungkan bagi bumi tempat tinggal kita, dengan meng-kompos sampah organik. Kompos merupakan cara terpenting yang dapat kita berikan kembali dari apa yang kita makan dari bumi, kita serahkan kembali untuk lingkungan dan bumi tempat tingggal kita bersama.
Mengapa kompos adalah kontribusi terbesar untuk menyehatkan bumi?
1. Mengurangi timbunan sampah.
Dari timbunan sampah yang ada di setiap kota di Indonesia, dapat diperkirakan bahwa lebih dari setengah dari semua timbunan sampah bisa diolah menjadi kompos. Sangat menakjubkan untuk berpikir bahwa timbunan sampah tersebut, harusnya bisa menjadikan tanah-tanah pertanian menjadi subur. Dan itu membawa kita ke alasan berikutnya mengapa kita harus meng-kompos.
2. Menambah penciptaan baru, tanah yang kaya nutrisi.
Kompos sampah organik menciptakan potensi yang sangat baik, penuh spektrum, selain kaya nutrisi yang dapat meningkatkan kualitas tanah secara keseluruhan bagi pertanain dan peternakan organik. Menambahkan kompos untuk pertanian, selain dapat meningkatkan produksi tanaman pangan, juga dapat menyedian sumber pangan yang sehat dan berkelanjutan.
3. Pengurangan emisi rumah kaca secara keseluruhan.
Kompos menurunkan jumlah pemanasan gas yang diciptakan oleh bahan organik di tempat pembuangan sampah (TPA). EPA memperkirakan bahwa tempat pembuangan sampah adalah emitter tunggal terbesar gas metana beracun. Jika semua orang meng-kompos, tingkat metana di planet kita dapat dikurangi secara drastis!
4. Kompos menghasilkan kualitas udara secara keseluruhan.
Alih-alih membakar sampah (seperti daun kering, ranting, dan cabang) banyak tukang kebun yang beralih ke kompos sebagai alternatif ramah lingkungan. Membakar sampah dapat melepaskan dioksin kimia mematikan ke udara, yang menyebabkan gejala asma, reaksi alergi dan udara beracun secara keseluruhan.
5. Menyuburkan dan menghalangi hama kebun.
Di luar mikronutrien penting yang kompos hasilkan, juga bertindak secara alami, sebagai pupuk dan pestisida alami. Hal ini juga mencegah mengalirnya limbah berbahaya dan beracun ke saluran air kita.
6. Menetralisir tanah.
Menambahkan kompos ke tanah, akan mencegah tanah dari menjadi terlalu asam, atau terlalu basa. Hal ini menyebabkan tanah menjadi baik dan cocok untuk pertumbuhan kebanyakan tanaman.
7. Pembuatan agregat.
Kompos memiliki kemampuan untuk merangsang cluster partikel tanah, yang membuat struktur tanah yang sehat. Ketika kita menambahkan kompos ke tanah,akan juga meningkatkan jumlah kantong udara dan saluran antara struktur tanah individu, yang memungkinkan tanah untuk menahan udara, air dan nutrisi penting. Ini juga kuat membantu dalam kemampuan tanah untuk mendukung struktur akar tanaman, dan membuatnya lebih mudah untuk bekerja dengan untuk tukang kebun dan petani.
8. Mengurangi erosi.
Menambahkan kompos ke tanah mencegah dari bencana erosi. Ini adalah fakta penting, mengingat bahwa banyak dari tanah bumi telah habis nutrisi. Ketika tanah mengikis, sumber air kita menjadi terancam, karena tercemar oleh pestisida dan pupuk kimia yang berubah menjadi racun yang merusak danau, sungai dan kolam. Kompos meningkatkan kemampuan tanah untuk memperkuat sistem akar yang mencegah pengikisan ini, serta kemampuan keseluruhan untuk terus dalam air. Bahkan, peningkatan 5% dalam bahan organik (kompos) dapat meningkatkan jumlah kapasitas penyerapan air sebanyak empat kali lipat.
9. Meningkatkan keanekaragaman hayati
Ini adalah fakta yang terkenal bahwa penggunaan kompos di tanah kami menambah diversifikasi dan keberlanjutan berbagai bentuk kehidupan. Dari unggas ke bakteri, jamur untuk serangga dan cacing, tanah kompos hanya kaya nutrisi yang dibutuhkan untuk makhluk Ibu Alam. Apa yang lebih, ketika ada bentuk-bentuk kehidupan yang lebih hidup di dalam tanah, tanaman tumbuh sehat dan bahagia, karena tanah menjadi lebih diangin-anginkan.
10. Membangun lanskap hijau dan lestari
Taburkan kompos ke tanah bersama bunga-bunga untuk membangun lansekap lingkungan yang hijau dan lestari
Dapatkah Anda memikirkan manfaat lebih dari kompos? Adakah cara yang paling praktis, mudah, bersih, tidak mengundang lalat dan tidak berbau untuk membuat Kompos ?
Kamis, 21 Januari 2016
Komposkan Limbah Organik Mulai dari Rumah Tangga
Kenapa Kita Harus Mengkompos Limbah Organik Mulai dari Rumah Kita Masing-Masing ?
Tahukah Anda, berapa banyak sampah yang dihasilkan oleh KITA setiap harinya ?
Berdasarkan data yang ada, setiap individu menghasilkan sampah setiap harinya rata-rata sebesar 0,8 kilogram. Berdasarkan data tersebut, bisa kita bayangkan berapa jumlah timbunan sampah rata-rata harian di kota metropolitan yang memiliki jumlah penduduknya lebih dari 1 juta jiwa.
Tahun 2014 saja, jumlah timbunan sampah di Indonesia secara nasional mencapai 200 ribu ton per hari atau setara dengan 73 juta ton per tahun.
"Paling dominan sampah di Indonesia berasal dari sampah rumah tangga. Jadi, KITA-KITA ini kontributor sampah itu sendiri," kata Drs. Rasio Ridho Sani, MCOM, MpM selaku Deputi IV Bidang Pengelolahan Bahan Berbahaya dan Beracun, Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, dan Sampah dalam acara `Kementerian Lingkungan Hidup Media Briefing` di Ruang Kalpataru Gedung B KLH, Kebon Nanas, Jakarta.
(http://health.liputan6.com/read/831503/sampah-di-indonesia-paling-banyak-berasal-dari-rumah-tangga)
Kontrisubi terbesar, kurang lebih sebesar 70 persen sampah rumah tangga adalah sampah sisa-sisa makanan dan dapur, atau yang biasa kita sebut sebagai Sampah Organik.
Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami.
Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik, misalnya sampah dari sisa makanan, dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, daun, dan lain sebagainya.
Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik, misalnya sampah dari sisa makanan, dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, daun, dan lain sebagainya.
Walaupun dari jumlah penumpukan sampah di setiap kota di Indonesia, kontribusi tersebarnya adalah dari Sampah Organik, tetapi sangat disayangkan, selama ini kurang mendapat perhatian serius dari KITA semua.
Padahal bahaya dari penumpukan Sampah Organik memiliki dampak yang besar terhadap kerusakan lingkungan dan juga kesehatan.
a. Dampak terhadap Kesehatan
Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:
- Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
- Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
- Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
- Sampah beracun: Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.
b. Dampak terhadap Lingkungan
- Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis.
- Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.
- Pemanasan Global, setiap penumpukan 1 kg Sampah Organik menghasilkan 1 kg gas CO2
Karena dari KITA lah, sampah itu berasal, maka KITA lah sang produsen sampah itu sendiri. Sebagai wujud tanggung jawab KITA sebagai produsen sampah, maka KITA lah yang harus bertanggung jawab mengelola dan mengolah sampah dari rumah tangga KITA masing-masing.
Salah satu cara yang paling praktis untuk mengolah Sampah Organik di Rumah Tangga, sekaligus membantu mengurangi krisis Pemanasan Global, adalah dengan cara Komposting.
Langganan:
Komentar (Atom)







